-->

PENGERTIAN, OBJEK, TUJUAN DAN SEJARAH FILOLOGI

PENGERTIAN, OBJEK, TUJUAN DAN SEJARAH FILOLOGI

Pengertian Filologi

Filologi berasal dari gabungan kata "filos" yang berarti cinta dan "logos" yang berarti kata. Oleh karena itu, filologi dapat diartikan sebagai cinta terhadap kata-kata, senang dalam berbicara, belajar, ilmu, sastra, bahasa, serta kebudayaan secara keseluruhan. Dalam bahasa Inggris, filologi dikenal sebagai philology yang dalam pengertian terbatas merujuk pada studi sejarah dan penafsiran teks pada naskah-naskah lama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, filologi merupakan studi kebudayaan berdasarkan teks. Di Belanda, filologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan studi teks sastra yang mencakup latar belakang budaya kehidupan pendukungnya, seperti bahasa, sejarah, adat istiadat, dan agama. Di negara-negara Anglo Saxon, filologi lebih ditekankan pada studi sejarah bahasa dan perkembangan bahasa serta kekerabatan antara beberapa bahasa. Kesimpulannya, filologi adalah disiplin ilmu yang mencakup banyak aspek dalam studi teks, kebudayaan, dan bahasa.

Filologi pertama kali diperkenalkan oleh Erastothenes di Iskandaria pada abad ke-3 SM. Pada waktu itu, filologi difokuskan pada kajian terhadap teks-teks lama dari bahasa Yunani dengan tujuan untuk mengidentifikasi bentuk asli teks tersebut dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, penelitian tentang bahasa dan kebudayaan yang membentuk latar belakang teks sangatlah penting dalam disiplin filologi.

Filologi pernah dianggap sebagai ilmu sastra yang ilmiah, yang mempelajari karya-karya sastra tinggi seperti Homerus, Plato, Herodotus, Hippocrates, Socrates, dan Aristoteles. Pada masa tersebut, disiplin filologi diarahkan pada penelitian terhadap karya-karya sastra yang memiliki nilai tinggi.

Pengertian istilah filologi di Eropa daratan lebih mengarah pada kajian terhadap teks dan kritik teks, termasuk aspek-aspek yang terkait dengan teks tersebut. Di Belanda, disiplin filologi lebih menekankan pada penelitian teks sastra dan budaya yang terkait dengan latar belakang budaya yang mendukung teks tersebut. Di Perancis, filologi memiliki arti sebagai studi bahasa melalui dokumen tertulis, serta kajian terhadap teks dan transmisi teks tersebut. Sementara di Inggris, filologi dianggap sebagai ilmu dan studi bahasa yang ilmiah, mirip dengan disiplin linguistik modern, dan jika ditekankan pada kajian terhadap teks-teks lama maka disiplin ini disebut sebagai linguistik historis.

Dalam perkembangan terakhirnya, disiplin filologi menganggap kesalahan atau ketidakakuratan dalam penyalinan teks sebagai hal yang positif, karena hal ini menunjukkan kreativitas penyalin dalam menafsirkan teks sesuai dengan pandangan pembaca pada zamannya. Dalam pandangan ini, teks dianggap sebagai refleksi budaya pada masa lalu. Pendekatan filologi modern cenderung mengarah pada pandangan ini. Di Indonesia, filologi lebih banyak dipengaruhi oleh konsep yang berasal dari Belanda, yang menganggap disiplin ini sebagai ilmu pengetahuan yang bergantung pada bahan tertulis dan bertujuan untuk mengungkap makna teks dengan latar belakang budayanya.

Objek Filologi

Dalam penelitian filologi, penting untuk membedakan antara objek dan sasaran studi filologi. Objek studi filologi adalah naskah, sedangkan sasarannya adalah teks. Naskah adalah bentuk konkret dari teks yang dituliskan pada berbagai media, seperti kertas, kulit kayu, lontar, dan tembaga. Naskah mencerminkan kehidupan masyarakat pada zamannya. Karena naskah pada masa lalu ditulis dengan tangan, maka disebut handschrift (hs) untuk satu naskah dan handschriften (hss) untuk beberapa naskah. Nama lain untuk naskah adalah manuskrip (ms) untuk satu naskah dan manuskripte (mss) untuk beberapa naskah. Sedangkan teks adalah isi atau kandungan abstrak yang terdapat dalam naskah, termasuk ide dan perasaan yang terkandung di dalamnya.

Naskah-naskah yang menjadi objek studi filologi biasanya disimpan di museum, perpustakaan, dan koleksi pribadi di seluruh dunia, terutama di 26 negara di Asia, Eropa, dan Amerika. Untuk memudahkan pencarian dan penggunaan naskah, biasanya dibuat katalogus naskah. Di antara katalogus naskah Melayu yang tersedia, beberapa di antaranya adalah "Catalogus der Maleische Handschriften in het Museum van het Bataviaasch Genootschaap van Kunsten en Wetenschappen" oleh Ph. S. Van Ronkel, "Katalogus Koleksi Naskah Melayu (KKNM)" oleh Amir Sutaarga, "Malay Manuscripts: A Bibliographical Guide" oleh Joseph H. Howard, "De Maleische Hanschriften in Het British Museum" oleh G.K. Niemann, dan "Malay Manuscripts in the Public Libraries in Germany" oleh Hans Oberbeck. Sementara itu, untuk naskah-naskah Jawa, beberapa katalogus yang tersedia adalah "Katalogus Koleksi Naskah Kitab Babad Museum Pusat Dep. P dan K." oleh Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Nasional, "Katalogus Manuskrip Kraton Yogyakarta" oleh Mudjanattistomo, dan "Beschrijving van de verzameling Javaansche Handschriften" oleh Th. Pigeaud.

Tujuan Filologi

Pada awalnya, tujuan utama filologi adalah untuk menemukan naskah yang asli atau yang paling mendekati aslinya. Menurut Paul Maas (1972), kritik teks bertujuan untuk memproduksi teks selanjutnya yang setia dengan naskah aslinya. Namun, karena kemungkinan besar naskah asli telah rusak atau hilang, maka tujuan filologi saat ini adalah untuk mendapatkan isi atau kandungan naskah tanpa harus memiliki naskah aslinya. Oleh karena itu, teks apa pun dapat menjadi objek kajian selama memiliki isi yang utuh. Tujuan filologi dapat dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.

tujuan utama studi filologi adalah untuk mempelajari kebudayaan suatu bangsa melalui karya sastra, baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis, serta memahami makna dan fungsi teks dalam masyarakat yang menciptakannya. Selain itu, studi filologi bertujuan untuk mengungkapkan nilai-nilai budaya lama sebagai sumber alternatif pengembangan kebudayaan.

Di samping itu, artikel tersebut juga menjelaskan bahwa ada tujuan khusus dalam studi filologi, yaitu untuk menyunting teks yang paling dekat dengan naskah aslinya, mengungkap sejarah dan perkembangan teks, serta mengungkap resepsi pembaca pada setiap kurun waktu.

Sejarah dan Perkembangan Filologi

Sejarah filologi dimulai pada abad ke-3 SM, bangsa Yunani memulai kegiatan filologi di Iskandaria yang dipelopori oleh Erastothenes. Kegiatan utama mereka adalah meneliti naskah-naskah kuno yang ditulis pada daun papyrus pada abad ke-8 SM. Untuk mengetahui isi naskah, para filolog harus memiliki pengetahuan tentang huruf yang digunakan pada saat itu dan menyalinnya ke dalam huruf yang berlaku saat ini. Proses ini melibatkan perbaikan kesalahan ejaan, bahasa, tata tulis, dan menyajikan salinan naskah dengan penjelasan, komentar, dan tafsiran sesuai dengan interpretasi mereka. Kegiatan perdagangan naskah waktu itu cukup ramai, namun berakhir pada abad ke-1 SM bersamaan dengan jatuhnya Iskandariyah ke tangan bangsa Romawi. Ini adalah awal munculnya madzab Iskandariyah.

Para filolog madzab Iskandariyah melakukan kegiatan mengkaji berbagai karya sastra dan ilmu pengetahuan, seperti karya-karya dari Homerus, Plato, Herodotus, Hippocrates, Socrates, dan Aristoteles. Karya-karya tersebut dianggap bermutu tinggi. Setelah Iskandariyah jatuh, kegiatan filologi berpindah ke Eropa Selatan dengan pusat kegiatan di Roma. Kegiatan ini berlangsung hingga abad ke-4, ketika kerajaan Romawi terpecah menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur.