-->

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP TAFSIR TARBAWI

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP TAFSIR TARBAWI

Al-Qur’an adalah pedoman bagi segala aspek kehidupan manusia, Al-Qur’an mengandung berbagai macam pesan dan pelajaran untuk dapat ditelaah dan ditadabburi oleh setiap manusia yang membacanya. Manusia memiliki naluri untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Kemampuan utama seorang manusia (setelah kemampuan fisik seperti duduk, berjalan, berlari, dan sebagainya) yang wajib dikuasai adalah kemampuan memahami informasi, berkomunikasi, membaca, dan menulis. Oleh karena itu, dalam rangka mensyukuri pemberian Allah berupa akal pikiran, manusia diwajibkan untuk belajar. Keutamaan untuk belajar dan menuntut ilmu telah terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an.

Pengertian Tafsir Tarbawi

Tafsir Tarbawi adalah penafsiran ayat Al-Qur’an yang ditinjau dari segi pendidikan. Ayat-ayat dalam Al-Qur’an tentu memiliki nilai pendidikan yang tinggi agar setiap pembacanya dapat memperoleh pengetahuan dari ajaran-ajaran yang terdapat didalamnya. Al-Qur’an menyatakan bahwa orang yang berilmu memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah. Oleh karena itu, manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu agar dapat mengambil hikmah dari setiap inchi perjalanan hidupnya, serta memiliki dasar pijakan yang pasti dari setiap keputusan yang ia ambil dalam hidupnya. Berikut ini beberapa contoh tafsir tarbawi nilai pendidikan yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an.

tafsir tarbawi tentang kewajiban Belajar dan Mengajar

Q.S. Al-Alaq ayat 1-5 merupakan wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad. Kata pertama dalam ayat 1 yaitu iqra’ atau berarti perintah untuk membaca. Perintah ini mengandung makna bahwa umat Islam sepatutnya memiliki antusiasme yang tinggi dalam membaca atau meningkatkan literasi. Membaca dapat diartikan meneliti, menulis, dan mengembangkan ilmu pengetahuan baik agama maupun umum. Tak hanya itu, hendaknya seorang pemimpin umat wajib menyelenggarakan pendidikan kepada umat, minimal untuk membuat umat pandai membaca, menulis, dan berhitung sesuai kebutuhan sosial kemasyarakatan.

Dalam ayat ketiga Q.S. Al-Alaq disebutkan kembali kata iqra’ yang memiliki arti bahwa dalam memahami sebuah bacaan diperlukan adanya pengulangan agar informasi yang masih samar dapat dipastikan kebenarannya. Dengan memantapkan kembali bacaan seusai pembacaan yang pertama, Allah memantapkan dan menambah ilmu kepada orang yang membaca. Dengan ilmu tersebutlah manusia menjadi mulia dan dapat mendekat serta beribadah kepada Allah berdasar ilmu yang ia miliki.

tafsir tarbawi tentang pendidikan Keimanan (Agama)

Dalam Q.S. Al-Waqi’ah ayat 57-74 terdapat pernyataan bahwa Allah telah menciptakan manusia dan segala yang ada di bumi ini, namun manusia tidak bersyukur dan mengimaninya. Dalam ayat tersebut ditanyakan (dengan sarkas) kepada manusia, apakah asal-usul terciptanya manusia yang berasal dari air mani itu tercipta dengan sendirinya, atau Allah yang menciptakan? Ditanyakan pula siapa yang menciptakan air yang mereka minum? Siapa yang menciptakan tanaman-tanaman yang tumbuh? Siapa yang menciptakan api yang menyala-nyala? Terdapat kekuasaan yang Maha Agung di balik segala kejadian di muka bumi ini. Maka dengan melihat betapa banyak tanda yang telah ditampakkan oleh Allah, manusia hendaknya beriman dan meyakini Allah sebagai Tuhan yang Maha Kuasa dan mensyukuri segala nikmat yang telah tersedia.

tafsir tarbawi tentang pendidikan Intelektual

Q.S. Al-Isra’ ayat 36 menyebutkan larangan kepada manusia untuk mengikuti sesuatu yang tidak ia ketahui ilmunya. Artinya, manusia disuruh untuk berfikir sebelum mengambil suatu tindakan berdasarkan ilmu yang valid dan ia yakini kebenarannya. Kita dilarang untuk mengatakan sesuatu tanpa ada dasar ilmu yang kita miliki (asal bunyi). Dalam ayat ini juga menyebutkan bahwa manusia memiliki tiga kekuatan yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati, yang mana ketiganya dapat berfungsi secara bersamaan untuk memperoleh suatu ilmu pengetahuan. Manusia diharapkan memfungsikan segala indera yang ia miliki untuk melakukan diskusi, tanya jawab, eksperimen, meningkatkan daya nalar, dan sebagainya.

Ruang Lingkup Tafsir Tarbawi

Seperti yang telah dijelaskan diatas, tafsir tarbawi merupakan tafsir yang diambil dari sudut pandang pendidikan. Dengan itu, ruang lingkup tafsir tarbawi pun masih berkaitan dengan subyek, obyek dan lingkungan pendidikan, seperti: subyek (orang tua/pengajar/ustadz/dosen), obyek ( santri/anak/ pelajar/mahasiswa), dan lingkungan (pesantren/rumah/sekolah/kursus).

Nilai-nilai tafsir tarbawi pada surah Al-Kahfi

Dalam tafsir tarbawi, ayat Al-Quran juga menjelaskan tentang bagaimana sikap sebagai seorang pengajar dan peserta didik yang baik. Sebagaimana yang tertera dalam surah Al-Kahfi, tentang perjalanan Nabi Musa bertemu Nabi Khidir dan berguru kepadanya. Pada surah tersebut, banyak nilai-nilai pendidikan yang bisa ditemukan (Dari pada surah-surah yang lain dalam Al-Quran).

Sekian penjelasan dari kami, semoga artikel ini dapat membantu pembaca untuk menambah wawasan atau sebagai referensi dalam membuat makalah tafsir tarbawi.

Daftar Pustaka

Buku Tafsir Tarbawi: Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Al-Qur’an yang ditulis oleh Salman Harun diterbitkan di Jakarta: Lentera Hati, pada tahun 2019.

Buku Tafsir Tarbawi: mengungkap pesan Al-Quran tentang pendidikan karya Ahmad Munir yang diterbitkan di Stain Ponorogo Press pada tahun 2007

“Q.S. Al-Alaq [96]: 1-5,” n.d.

Q.S. Al-Isra [17]: 36, n.d.

Q.S. Al-Waqi’ah [56]: 57-74, n.d.