STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER JUJUR
Ditulis oleh; Abdul Rahman Tsani
Pengertian Karakter Jujur
Menurut Mahmud Yaumi, pengertian karakter Jujur adalah perilaku
seseorang yang membuat dirinya memiliki nilai positif dihadapan orang lain
karena dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. [1]. Kejujuran
adalah prinsip yang harus dipegang teguh setiap individu. Karena kejujuran
merupakan sikap yang sangat penting untuk membentuk kehidupan yang damai dan
tentram. Baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya.[2]
Kondsico menguraikan beberapa hakikat kejujuran yang dikutip
oleh Mahmud Yaumi, diantaranya;
- Ketika mengatakan yang benar, itulah kejujuran
- Ketika melakukan kejujuran, saat itulah kita bertindak sesuai dengan pemikiran
- Selalu jujur untuk mengatakan yang benar walaupun orang lain tidak setuju
- Kehidupan yang dipenuhi dengan kejujuran akan menimbulkan rasa bahagia untuk diri sendiri serta orang sekitar.[3]
Dari pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa jujur
adalah karakter atau perilaku seseorang yang memberikan pernyataan secara
terbuka dan selaras antara informasi yang didapatkan dengan perkataan serta perbuatan.
Strategi Pendidikan Karakter Jujur
Menurut Aunillah supaya proses pembentukan karakter jujur
pada anak dapat berjalan optimal, perlu diterapkan bebera hal. Diantaranya
sebagai berikut:
- Memberikan kesan kejujuran kepada peserta didik
Seorang anak atau peserta didik akan mengalami kesulitan dalam memahami tentang apa itu kejujuran ketika tidak diberikan penjelasan terkait hal tersebut. Terutama untuk anak yang masih berada direntang usia SD (sekolah dasar). Dalam hal ini, guru dituntut untuk berfikir extra mencari cara supaya peserta didik dapat mencerna dengan mudah terkait pendidikan karakter jujur yang disampaikan. Sehingga kejujuran bukan hanya sekedar teori yang harus dihafal dan diketahui. Melainkan juga mampu memberikan kesan kepada peserta didik, bahwa kejujuran adalah karakter positif yang harus benar-benar dijaga dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
- Memberikan contoh teladan
Sebagaimana kata pepatah. Guru berasal dari kata
"digugu lan ditiru" apapun yang dilakukan guru berpotensi untuk
ditiru oleh peserta didik. Sebagai seorang guru, sudah seyoganya bersikap dan
berperilaku yang baik agar anak-anak didiknya pun meniru dan ikut mempraktikkan
sikap dan perilaku baik tersebut.
- Memberikan nasehat dan penjelasan
nasehat dalam hal ini adalah terkait dengan pola asuh dan
pola pendidikan karakter di lingkungannya. Anak usia dini sering tidak mengetahui tentang mana
yang baik dan mana yang tidak baik. Sehingga ketika mereka melakukan kesalahan,
mereka tidak menyadari itu sebagai kesalahan. Tugas guru dan orang tua dalam hal ini adalah
memberikan nasehat dan penjelasan terkait hal tersebut. Ketika ada anak yang
berbuat salah harus segera ditegur dan diberikan pemahaman. Sehingga pada hari
depannya, si anak tidak mengulangi kesalahan tersebut.
- Bertindak wajar
Bertindak wajar, maksudnya di sini adalah ketika ada anak yang ketahuan melakukan kesalahan atau berbuat tidak jujur, guru tidak
diperkenankan untuk menghakimi dan bersikap histeris. Perlu dilakukan
pendekatan agar siswa pada akhirnya mau bercerita tentang alasan kenapa ia
melakukan perilaku buruk tersebut. Namun, jika ditekan secara paksa, si anak
akan merasa ketakutan dan pada akhirnya memilih untuk menambah kebohongan.[4]
Indikator Karakter Jujur
Kebiasaan-kebiasaan yang dapat diterapkan sebagai bentuk
perilaku jujur ketika berada di lingkungan sekolah atau madrasah, diantaranya;
- Menyampaikan besaran Biaya SPP kepada orangtua dengan jujur dan langung membayarkannya kepada Staff Administrasi yang ada di sekolah.
- Selalu menjaga perkataan serta berbicara sesuai dengan kebenaran dan fakta.
- Ketika membeli jajan di kantin baik di kantin reguler maupun kantin kejujuran sesuai dengan harga yang harus dibayarkan.
- Ketika mengalami keterlambatan datang ke sekolah menyampaikan alasan secara jujur kepada bapak/ibu guru.
- Mengerjakan soal ulangan atau ujian dengan hasil pemikirannya sendiri. Tidak mencontek teman serta tidak memberikan contekan.
- Ketika tidak mengerjakan PR memberikan alasan yang jujur kepada bapak atau ibu guru. Apakah tidak mengerjakan karena tidak paham materinya, kelupaan, atau sebab-sebab lainnya.
Sedangkan Muhammad Yaumi merangkum indikator kejujuran siswa
di sekolah sebagai berikut;
- Peserta didik tetap berani mengatakan kebenaran walaupun mungkin kebenaran tersebut dapat berakibat kurang baik
- Menghindari perilaku-perilaku buruk yang sifatnya curang. Seperti; mencontek, menipu, mencuri, dan melakukan plagiasi
- Berani melakukan kebenaran walaupun tidak didukung oleh lingkungan sekitar
- Adanya keselarasan antara ucapan dengan tindakan
- Peserta didik selalu memperlihatkan perilaku yang baik dan sesuai dengan ajaran-ajaran moralitas.[5]
Bentuk Karakter Jujur
karakter jujur terdiri dari empat bentuk. Yaitu;
- Jujur dalam perkataan
Jujur dalam perkataan artinya bahwa, dalam kondisi apapun
dan dimanapun seseorang harus selalu berkata jujur. Jika ditarik dalam
lingkungan sekolah, peserta didik harus memahami tentang pentingnya berperilaku
jujur. Sehingga, ketika ditanya oleh bapak atau ibu guru atau teman sejawatnya
ia terbiasa memberikan jawaban yang sesuai dengan fakta informasi yang di
dapatkan. Sekolah merupakan komplek kecil yang punya peranan penting dalam
membentuk karakter peserta didik. Ketika kejujuran sudah melekat di dalam
pribadi anak, maka ketika berada di dalam masyarakat sifat baik ini akan terus
terbawa. Sehingga anak akan menjadi individu yang disegani dan dipercaya
masyarakat. Begitupula sebaliknya. Ketika anak terbiasa berbohong, maka ketika
mengatakan keberan banyak yang tidak akan mempercayainya.
- Jujur dalam pergaulan
berperilaku jujur dalam pergaulan merupakan hal yang harus
dilakukan. sebagai mahluk sosial, bergaul merupakan salah satu kebutuhan.
Ketika seseorang sering berbohong dan berkata tidak jujur, maka lingkungan
tempat ia bergaul pun akan menjauhi dan membencinya. Begitupula sebaliknya.
Ketika seseorang memiliki karakter kejujuran, orang-orang disekitar secara
alamiah akan mempercayai dan menyukainya.
- Jujur dalam kemauan
Sebelum memutuskan sesuatu peserta didik diberikan
pengarahan apakah yang akan dilakukan itu sesuai dengan norma atau
bertentangan. Ketika peserta sudah bisa memilih dan memilah mana yang baik dan
tidak, maka ketika keputusan yang diambil dan inginkan itu benar dan baik, ia
akan melakukannya dengan kerpercayaan penuh tanpa keragu-raguan serta optimisme
yang tinggi.
- Jujur dalam berjanji
Sebagaimana peribahasa "Janji adalah hutang" maka, setiap perjanjian harus ditepati. Bentuk kejujuran yang ke empat ini pun sangat penting untuk dipahami peserta didik. Karena ketika peserta sering abai dengan janjinya, ia tidak akan lagi dipercaya oleh teman maupun lingkungan tempat ia bergaul.[6]
Dari point-point di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa untuk membentuk karakter jujur pada peserta didik, pendidik harus mampu memberikan contoh, arahan, dan penjelasan supaya peserta didik lebih mudah memahami dan menerapkan kejujuran dalam kehidupan setiap harinya. Ketika anak mendapatkan teladan dan pengajaran yang baik tentang kejujuran, maka anak memiliki peluang dan potensi yang cukup besar untuk tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab serta berperilaku baik.
[1]Mahmud Yaumi, Pendidikan
Karakter Landasan, Pilar & Implementasi, (Jakarta:Prenada Media Group, 2014), hal.87
[2]Ibnu Burdah, Pendidikan Karakter Islami, (Jakarta:
Erlangga Group, 2013), hal. 48
[3]Mahmud Yaumi, Pendidikan Karakter Landasan, Pilar &
Implementasi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), hal. 65-66
[4]Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di
Sekolah, (Yogyakarta: Laksana), hal. 49
[5]Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter Landasan, Pilar &
Implementasi, Jakarta: Prenada Media Group, hal.89
[6]Fatchurahman, Penanaman Karakter Jujur Pada Siswa Kelas
III SD Negeri sendenmungki magelang, (Universitas PGRI Yogyakarta, 2015).
hal. 45-47
Artikel STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER JUJUR, Copyright; Azaniajournal.com