-->

Memahami Macam-Macam Karakter Peserta Didik

Memahami Macam-Macam Karakter Peserta Didik

Pendahuluan

Pemahaman yang mendalam mengenai karakteristik peserta didik dapat membantu para pendidik dalam merancang strategi pembelajaran yang tepat dan efektif. Dalam konteks pendidikan, penting untuk memperhatikan dan memahami karakteristik peserta didik agar dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

Melalui artikel ini, diharapkan para pembaca dapat memahami secara lebih mendalam mengenai macam-macam karakter peserta didik dan dampaknya terhadap pendidikan. Dengan pemahaman yang baik mengenai karakteristik peserta didik, para pendidik dapat memaksimalkan potensi peserta didik dan membantu mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Definisi Karakter

Sebelum membahas terkait macam-macam karakter peserta didik, alangkah baiknya jika memahami definisi dari karakter itu sendiri. Simon Philips mendefinisikan karakter adalah suatu sistem yang dibentuk dari kumpulan nilai-nilai. Kemudian sistem ini menjadi landasan bagi individu dalam berfikir, bersikap, dan berperilaku.

Sedangkan Winnie mendeskripsikan istilah karakter menjadi dua pengertian. Pertama, karakter seseorang dilihat dari bagaimana individu itu berperilaku. seseorang dikatakan memiliki manivestasi buruk ketika ia melakukan hal-hal yang sifatnya keburukan. Seperti; Kejam, rakus, suka berbohong, dan perilaku buruk lainnya. Begitupula sebaliknya, seseorang dianggap memiliki manivestasi baik ketika perilaku-perilakunya mencerminkan kebaikan. Seperti; Jujur, suka menolong, penuh kasih antar sesama, dan perilaku-perilaku mulia lainnya. kedua, Pengertian karakter sangat berkaitan erat dengan Personality. Menurut Winnie, seseorang dikatakan berkarakter ketika perilakunya sesuai dengan kaidah-kaidah moral. Dalam kata lain, tidak menyimpang dari aturan atau norma yang ada.

Macam-Macam Karakter Peserta Didik

Macam-macam karakter peserta didik yang dikutip dari buku Pendidikan Karakter, karya Anas Salaludin dan Irwanto Alkroenciehie, membagi karakter menjadi beberapa bagian. karakter-karakter ini, kemudian diterapkan sekaligus dijadikan pedoman oleh sebagian besar pendidikan dalam melakukan upaya pendidikan karakter.

Karakteristik Peserta Didik yang jujur

Macam-macam karakter peserta didik (karakteristik peserta didik) yang pertama adalah jujur. Jujur merupakan bentuk perilaku yang dapat dipercaya. Baik dalam perkataan, pekerjaan, maupun tindakan. Jujur juga dapat diartikan atau didefinisikan sebagai salah satu bentuk kesimbangan antara pikiran, ucapan, tindakan, dan keberanian dalam mengakui fakta dan kebenaran.

Pengertian Karakter Jujur

Menurut Mahmud Yaumi, pengertian karakter Jujur adalah perilaku seseorang yang membuat dirinya memiliki nilai positif dihadapan orang lain karena dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Kejujuran adalah prinsip yang harus dipegang teguh setiap individu. Karena kejujuran merupakan sikap yang sangat penting untuk membentuk kehidupan yang damai dan tentram. Baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya.

Kondsico menguraikan beberapa hakikat kejujuran yang dikutip oleh Mahmud Yaumi, diantaranya;

  • Ketika mengatakan yang benar, itulah kejujuran
  • Ketika melakukan kejujuran, saat itulah kita bertindak sesuai dengan pemikiran
  • Selalu jujur untuk mengatakan yang benar walaupun orang lain tidak setuju

Kehidupan yang dipenuhi dengan kejujuran akan menimbulkan rasa bahagia untuk diri sendiri serta orang sekitar.

Dari pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa jujur adalah karakter atau perilaku seseorang yang memberikan pernyataan secara terbuka dan selaras antara informasi yang didapatkan dengan perkataan serta perbuatan.

Strategi Pendidikan Karakter Jujur

Menurut Aunillah supaya proses pembentukan karakter jujur pada anak dapat berjalan optimal, perlu diterapkan bebera hal. Diantaranya sebagai berikut:

  • Memberikan kesan kejujuran kepada peserta didik

Seorang anak atau peserta didik akan mengalami kesulitan dalam memahami tentang apa itu kejujuran ketika tidak diberikan penjelasan terkait hal tersebut. Terutama untuk anak yang masih berada direntang usia SD (sekolah dasar). Dalam hal ini, guru dituntut untuk berfikir extra mencari cara supaya peserta didik dapat mencerna dengan mudah terkait pendidikan karakter jujur yang disampaikan. Sehingga kejujuran bukan hanya sekedar teori yang harus dihafal dan diketahui. Melainkan juga mampu memberikan kesan kepada peserta didik, bahwa kejujuran adalah karakter positif yang harus benar-benar dijaga dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

  • Memberikan contoh teladan

Sebagaimana kata pepatah. Guru berasal dari kata "digugu lan ditiru" apapun yang dilakukan guru berpotensi untuk ditiru oleh peserta didik. Sebagai seorang guru, sudah seyoganya bersikap dan berperilaku yang baik agar anak-anak didiknya pun meniru dan ikut mempraktikkan sikap dan perilaku baik tersebut.

  • Memberikan nasehat dan penjelasan

nasehat dalam hal ini adalah terkait dengan pola asuh dan pola pendidikan karakter di lingkungannya. Anak usia dini sering tidak mengetahui tentang mana yang baik dan mana yang tidak baik. Sehingga ketika mereka melakukan kesalahan, mereka tidak menyadari itu sebagai kesalahan. Tugas guru dan orang tua dalam hal ini adalah memberikan nasehat dan penjelasan terkait hal tersebut. Ketika ada anak yang berbuat salah harus segera ditegur dan diberikan pemahaman. Sehingga pada hari depannya, si anak tidak mengulangi kesalahan tersebut.

  • Bertindak wajar

Bertindak wajar, maksudnya di sini adalah ketika ada anak yang ketahuan melakukan kesalahan atau berbuat tidak jujur, guru tidak diperkenankan untuk menghakimi dan bersikap histeris. Perlu dilakukan pendekatan agar siswa pada akhirnya mau bercerita tentang alasan kenapa ia melakukan perilaku buruk tersebut. Namun, jika ditekan secara paksa, si anak akan merasa ketakutan dan pada akhirnya memilih untuk menambah kebohongan.

Indikator Karakter Jujur

Kebiasaan-kebiasaan yang dapat diterapkan sebagai bentuk perilaku jujur ketika berada di lingkungan sekolah atau madrasah, diantaranya;

  • Menyampaikan besaran Biaya SPP kepada orangtua dengan jujur dan langung membayarkannya kepada Staff Administrasi yang ada di sekolah.
  • Selalu menjaga perkataan serta berbicara sesuai dengan kebenaran dan fakta.
  • Ketika membeli jajan di kantin baik di kantin reguler maupun kantin kejujuran sesuai dengan harga yang harus dibayarkan.
  • Ketika mengalami keterlambatan datang ke sekolah menyampaikan alasan secara jujur kepada bapak/ibu guru.
  • Mengerjakan soal ulangan atau ujian dengan hasil pemikirannya sendiri. Tidak mencontek teman serta tidak memberikan contekan.
  • Ketika tidak mengerjakan PR memberikan alasan yang jujur kepada bapak atau ibu guru. Apakah tidak mengerjakan karena tidak paham materinya, kelupaan, atau sebab-sebab lainnya.

Sedangkan Muhammad Yaumi merangkum indikator kejujuran siswa di sekolah sebagai berikut;

  • Peserta didik tetap berani mengatakan kebenaran walaupun mungkin kebenaran tersebut dapat berakibat kurang baik
  • Menghindari perilaku-perilaku buruk yang sifatnya curang. Seperti; mencontek, menipu, mencuri, dan melakukan plagiasi
  • Berani melakukan kebenaran walaupun tidak didukung oleh lingkungan sekitar
  • Adanya keselarasan antara ucapan dengan tindakan
  • Peserta didik selalu memperlihatkan perilaku yang baik dan sesuai dengan ajaran-ajaran moralitas.

Bentuk Karakter Jujur

karakter jujur terdiri dari empat bentuk. Yaitu;

  • Jujur Dalam Perkataan

Jujur dalam perkataan artinya bahwa, dalam kondisi apapun dan dimanapun seseorang harus selalu berkata jujur. Jika ditarik dalam lingkungan sekolah, peserta didik harus memahami tentang pentingnya berperilaku jujur. Sehingga, ketika ditanya oleh bapak atau ibu guru atau teman sejawatnya ia terbiasa memberikan jawaban yang sesuai dengan fakta informasi yang di dapatkan. Sekolah merupakan komplek kecil yang punya peranan penting dalam membentuk karakter peserta didik. Ketika kejujuran sudah melekat di dalam pribadi anak, maka ketika berada di dalam masyarakat sifat baik ini akan terus terbawa. Sehingga anak akan menjadi individu yang disegani dan dipercaya masyarakat. Begitupula sebaliknya. Ketika anak terbiasa berbohong, maka ketika mengatakan keberan banyak yang tidak akan mempercayainya.

  • Jujur Dalam Pergaulan

berperilaku jujur dalam pergaulan merupakan hal yang harus dilakukan. sebagai mahluk sosial, bergaul merupakan salah satu kebutuhan. Ketika seseorang sering berbohong dan berkata tidak jujur, maka lingkungan tempat ia bergaul pun akan menjauhi dan membencinya. Begitupula sebaliknya. Ketika seseorang memiliki karakter kejujuran, orang-orang disekitar secara alamiah akan mempercayai dan menyukainya.

  • Jujur Dalam Kemauan

Sebelum memutuskan sesuatu peserta didik diberikan pengarahan apakah yang akan dilakukan itu sesuai dengan norma atau bertentangan. Ketika peserta sudah bisa memilih dan memilah mana yang baik dan tidak, maka ketika keputusan yang diambil dan inginkan itu benar dan baik, ia akan melakukannya dengan kerpercayaan penuh tanpa keragu-raguan serta optimisme yang tinggi.

  • Jujur Dalam Berjanji

Sebagaimana peribahasa "Janji adalah hutang" maka, setiap perjanjian harus ditepati. Bentuk kejujuran yang ke empat ini pun sangat penting untuk dipahami peserta didik. Karena ketika peserta sering abai dengan janjinya, ia tidak akan lagi dipercaya oleh teman maupun lingkungan tempat ia bergaul.

Dari point-point di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa untuk membentuk karakter jujur pada peserta didik, pendidik harus mampu memberikan contoh, arahan, dan penjelasan supaya peserta didik lebih mudah memahami dan menerapkan kejujuran dalam kehidupan setiap harinya. Ketika anak mendapatkan teladan dan pengajaran yang baik tentang kejujuran, maka anak memiliki peluang dan potensi yang cukup besar untuk tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab serta berperilaku baik.

Karakteristik Peserta Didik yang Cinta Tanah Air

Macam karakter peserta didik selanjutnya adalah cinta tanah air. Cinta tanah air adalah sebuah sikap yang menunjukkan kepedulian, penghargaan dan kesetiaan kepada bangsa. Baik dalam hal bahasa, politik, sosial, budaya, lingkungan, ekonomi, fisik, cara berfikir, serta cara bersikap. Sedangkan menurut Suyadi, cinta tanah air adalah sebuah perilaku atau sikap yang menunjukkan kebanggaan, kepedulian, kesetiaan, dan penghargaan kepada Ekonomi, politik, bahasa, budaya, dan lain sebagainya yang di dalam negaranya. Sehingga, tidak mudah tergiur dan tergoda untuk menerima tawaran dari Negara lain yang dapat memberikan kerugian kepada Negara sendiri.

Karakter Cinta Tanah Air

Strategi menurut bahasa berasal dari istilah "Siasat, kiat, trik, atau cara." Sedangkan pengertian strategi secara umum adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Departemen pendidikan dan kebudayaan, Strategi merupakan rencana yang digunakan untuk mengarahkan modul, mata pembelajaran, dan mata kuliah yang bertujuan untuk mengembangkan proses pembelajaran serta membantu siswa siswi dalam mencapai pemahaman pembelajaran secara maksimal.

Karakter cinta tanah air dapat diartikan sebagai sikap atau nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang yang menunjukkan rasa sayang, bangga, dan kesetiaan terhadap negara Indonesia, serta upaya untuk memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara.

Indikator Atau Ciri-Ciri Cinta Tanah Air

Beberapa ciri atau karakteristik yang biasanya terkait dengan karakter cinta tanah air antara lain:

  • Patriotisme
  • Rasa cinta dan kesetiaan yang mendalam terhadap Indonesia, bangga terhadap sejarah dan kebudayaan, serta siap berkorban untuk negara.
  • Nasionalisme
  • Memiliki kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, serta menghargai keragaman budaya dan kebangsaan.
  • Menghormati simbol-simbol negara
  • Seperti bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, lambang negara Garuda Pancasila, dan sebagainya.
  • Kebanggaan akan prestasi bangsa
  • Merasa bangga atas prestasi dan pencapaian yang diraih oleh bangsa Indonesia di berbagai bidang.
  • Kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar
  • Memiliki tanggung jawab untuk melestarikan alam dan lingkungan, serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat.
  • Kepedulian terhadap hak asasi manusia
  • Menghargai dan memperjuangkan hak asasi manusia, serta menentang segala bentuk diskriminasi dan ketidakadilan.
  • Keterbukaan terhadap perbedaan
  • Menerima dan menghargai perbedaan dalam kebudayaan, agama, dan suku bangsa..
  • Kesiapan untuk berkontribusi
  • Siap memberikan kontribusi positif bagi negara dan masyarakat, misalnya melalui kegiatan sosial, partisipasi politik, atau karier di sektor publik.

Membangun Karakter Cinta Tanah Air

Menurut Nindita Erwanti, untuk meningkatkan perasaan cinta terhadap tanah air banyak cara atau upaya yang bisa dilakukan. Diantaranya:

  • Bangga menjadi anak bangsa Indonesia
  • Menggunakan produk-produk di dalam negeri sebagai bentuk cinta terhadap kaya bangsa sendiri
  • Kompak dan bersatu. Sehingga tidak mudah dipecahkan oleh bangsa lain
  • Melestarikan dan menjaga budaya sendiri
  • Belajar tentang sejarah para pahlawan ketika memerdekakan Indonesia
  • Rela berkorban dan membela bangsa Indonesia. Mengikuti upacara bendera sebagai bentuk penghormatan dan tetimakasih atas perjuangan para pahlawan serta menghargai simbol-simbol bangsa.
  • Mempertahankan kedaulatan
  • Membantu menjaga dan menyebarkan nama baik bangsa Indonesia
  • Berperilaku baik dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat mencoreng nama baik bangsa Indonesia
  • Menggunakan energi dan sumberdaya alam sesuai dengan kebutuhan.

Karakteristik Peserta Didik yang Disiplin

Macam karakteristik peserta didik selanjutnya adalah disiplin. Disiplin berasal dari kata Discipline atau Discipulus yang diambil dari bahasa latin dan memiliki arti perintah dan peserta didik. Menurut KBBI, disiplin adalah bentuk ketaatan terhadap tata tertib dan peraturan. Sedangkan berdasarkan New Word Dictionary, displin adalah sebuah upaya untuk mengendalikan diri, karakter, atau keadaan agar lebih tertib dan efisien. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa disiplin adalah cara yang dilakukan oleh guru untuk mendidik dan memberikan pengarahan supaya tertib dan selalu menaati peraturan.

Pengertian Karakter Disiplin

Karakter disiplin adalah sifat atau kebiasaan yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk mematuhi aturan, tata tertib, atau prosedur yang telah ditetapkan. Orang yang memiliki karakter disiplin cenderung memegang teguh kewajiban mereka, berkomitmen untuk mencapai tujuan mereka, dan menunjukkan ketekunan dalam usaha mereka untuk mencapai sukses.

Karakter disiplin diperlukan dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan, karir, hubungan, dan kesehatan. Dengan memiliki karakter disiplin yang kuat, seseorang dapat menghindari keputusasaan, kurangnya motivasi, dan ketidakpastian dalam mencapai tujuan mereka.

Karakter disiplin dapat dibentuk melalui latihan dan pengulangan perilaku yang positif, serta dengan memiliki tekad dan motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan mereka. Orang yang memiliki karakter disiplin yang kuat biasanya dihormati dan diandalkan oleh orang lain, dan mereka cenderung sukses dalam hal-hal yang mereka lakukan.

Macam-Macam Disiplin

Jamal membagi karakter disiplin menjadi 4 macam, yaitu:

  • Disiplin Waktu

Para pekerja mengatakan waktu adalah uang. Sedangkan para pelajar atau pencari ilmu mengatakan, waktu adalah ilmu. Dari dua contoh kalimat mutiara tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa waktu adalah bagian yang sangat berharga. Seseorang yang memiliki management waktu yang baik, kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan lebih tertib dan teratur. Begitupula sebaliknya. Seseorang yang management waktunya sangat buruk, maka pekerjaan-pekerjaannya pun akan menjadi berantakan dan tidak teratur.

  • Disiplin Menegakkan Aturan 

Aturan yang dibuat memiliki tujuan yang baik untuk kemaslahatan masyarakat. Salah satu indikator seseorang memiliki karakter yang baik adalah dengan menaati peraturan. Dan berperilaku sesuai norma, etika, dan kaidah-kaidah yang diterapkan di lingkungan masyarakat.

  • Disiplin Sikap

Sikap merupakan komponen utama yang harus selalu dijaga. Sebagai mahluk sosial sikap menjadi pandangan utama atau pusat penilaian orang lain. Selain bermanfaat untuk ketentraman kehidupan sosial, sikap yang baik juga memberikan penilaian positif terhadap individu tersebut. Beberapa contoh yang harus dilakukan untuk membentuk disiplin sikap diantaranya; Mengontrol amarah, menjaga lisan, tidak tergesa-gesa dalam bertindak, berfikir jernih dan lain sebagainya.

  • Disiplin Dalam Beribadah

Disiplin beribadah merupakan salah satu usaha dalam menjaga spiritualitas kepada Tuhan dan kepada semua Mahluknya. Seseorang yang ibadahnya dijaga dengan baik, biasanya karakter pribadinya pun baik. Begitupula sebaliknya. Seseorang yang gemar menyepelkan ibadah, biasanya hidupnya berantakan, penuh kekacauan, dan jauh dari ketenangan. Makanya, mengajarkan spiritualitas sejak dini kepada peserta didik adalah keharusan. Selain sebagai bentuk tanggung jawab kepada Tuhan, disiplin ibadah juga memberikan manivestasi-manivestasi positif untuk individu tersebut.

Membangun Karakter Disiplin

Tujuan disiplin diantaranya adalah memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik. Serta memberikan pengarahan dan tauladan, bahwa disiplin merupakan pondasi utama yang harus disiapkan supaya kelak ketika dewasa para peserta didik tumbuh menjadi insan yang bertanggung jawab serta berhasil dalam menata kehidupannya.

Terdapat beberapa point yang harus diperhatikan serta dilakukan oleh pendidik dalam membangun karakter disiplin siswa-siswi. Yaitu;

  • Konsisten atau Istiqomah
  • Bersifat jelas
  • Memperhatikan harga diri
  • Membuat penjelasan atau alasan yang mudah dipahami peserta didik
  • Memberikan pujian sebagai bentuk reward ketika peserta didik berhasil menerapkan kedisiplinan
  • Memberikan Punnisment atau hukuman ketika peserta didik diketahui melakukan pelanggaran
  • Fleksibel atau luwes sehingga peserta didik merasa nyaman dan akan lebih mudah untuk melakukan perilaku-perilaku baik seperti yang dicontohkan.
  • Karena objek utama yang menjadi perhatian adalah peserta didik, maka dalam melakukan kegiatan-kegiatan positif peserta didik harus dilibatkan.
  • Bersikap tegas, sehingga peserta didik akan lebih mudah mengikuti arahan guru
  • Menjaga emosional.

Indikator Karakter Disiplin

Kemendiknas menjabarkan bahwa anak yang menerapkan nilai disiplin memiliki ciri khas atau karateristik tersendiri. Terdapat beberapa point yang bisa digunakan untuk mengukur tentang kedisiplinan anak. Diantaranya:

  • Tidak terlambat atau masuk sekolah sesuai dengan waktu yang ditentukan
  • Bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan
  • Duduk dibangkunya sendiri tidak pindah-pindah tempat
  • Taat terhadap peraturan yang ada
  • Menggunakan pakaian seragam dengan rapi
  • Mematuhi aturan permainan
  • Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas
  • Dapat bekerjasama baik dengan teman-teman sejawatnya
  • Memberikan tauladan sekaligus mengajak teman-temannya untuk menjaga ketertiban
  • Jika ada temannya yang melanggar peraturan mengingatkannya dengan sopan dan kata-kata yang halus supaya tidak tersinggung.

Kesimpulan

Terdapat banyak macam-macam karakter peserta didik. Sebagian macam karakter tersebut telah disampaikan diatas. Sebagai pendidik, seseorang diwajibkan untuk mengetahui macam-macam karakter peserta didiknya. Dengan begitu, pendidik bisa memberikan pengajaran yang cocok bagi peserta didik mereka.

Referensi Artikel;


Masnur Muslich, Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 70

Heri Gunawan, Pendidikan karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 2

Husamah, Kamus Psikologi Super Lengkap, (Yogyakarta:CV. Andi Office, 2015), hal. 185

Yugha Erlangga, Panduan Pendidikan Anti Korupsi, (Jakarta: Erlangga Group, 2013), hal. 96

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Pusat Bahasa Indonesia, Edisi IV (Cet. I: Jakarta; Gramedia pustaka utama, 2008), hal, 268

Narwanti, Sri.  Pendidikan  Karakter:  Pengintegrasian  18  Nilai  Pendidikan  Karakter Dalam Mata Pelajaran.( Yogyakarta: Familia,2011). hal. 11

Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, Hadits Tarbawi: Membangun Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h. 70- 71 

Mahmud Yaumi, Pendidikan Karakter Landasan, Pilar & Implementasi, (Jakarta:Prenada Media Group, 2014), hal.87

Ibnu Burdah, Pendidikan Karakter Islami, (Jakarta: Erlangga Group, 2013), hal. 48

Mahmud Yaumi, Pendidikan Karakter Landasan, Pilar & Implementasi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014), hal. 65-66

Nurla Isna Aunillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta: Laksana), hal. 49

Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter Landasan, Pilar & Implementasi, Jakarta: Prenada Media Group, hal.89

Fatchurahman, Penanaman Karakter Jujur Pada Siswa Kelas III SD Negeri sendenmungki magelang, (Universitas PGRI Yogyakarta, 2015). hal. 45-47

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal.5

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hal. 859

Nindita Erwanti, Mengembangkan Rasa Cinta Kepada Tanah Air Dan Bangsa, (Yogjakarta: STIMIK AMIKOM, 2011), hal. 1

Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hal.94-95

Suyadi. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013), hal.9

Sylvia Rimm, Mendidik Dan Menerapkan Displin Pada Anak Prasekolah , Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003, hal. 47

Nurla Isna Asnillah, Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di sekolah, Jogjakarta: Laksana, 2011. hal. 55

Kementerian Pendidikan Nasional. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. 2010, hal.30