-->

Dampak Perceraian Menurut Islam, Kajian Problematika Sosial Masyarakat

Dampak Perceraian Menurut Islam, Kajian Problematika Sosial Masyarakat

Pendahuluan

Perceraian menjadi fenomena yang semakin sering terjadi pada masyarakat saat ini. Hal ini menjadi perhatian bagi penulis, karena perceraian dianggap sebagai suatu yang sangat menggangu bagi keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memberikan pemahaman atas dampak perceraian menurut Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan sumber data dari library research.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan pentingnya menjaga kerukunan dalam keluarga. Perceraian dianggap sebagai tindakan yang merugikan karena dapat memecah belah keutuhan keluarga. Dalam Islam, disyariatkan bagi umat untuk memiliki pilihan dalam menyelesaikan masalah atau menjaga kerukunan keluarga.

Dampak perceraian menurut islam

Pernikahan adalah hubungan yang terhormat sehingga tidak boleh dirusak oleh hal-hal kecil, semua yang mendorong kerusakan keluarga adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT. Maka disyariatkan bagi kita umat Islam untuk memiliki pilihan untuk menjaga kerukunan dalam keluarga dan memiliki pilihan untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan tenang, agar tidak terjadi perpisahan.

Perceraian adalah suatu peristiwa yang disesalkan dan dihindari, namun dalam beberapa kondisi tertentu, perceraian bisa menjadi satu-satunya pilihan yang diambil. Perceraian memiliki dampak yang sangat besar, baik bagi individu maupun hubungan dan keluarga secara keseluruhan.

Berikut adalah beberapa dampak perceraian:

Dampak perceraian bagi individu

Perceraian dapat memiliki dampak psikologis yang besar bagi individu yang bercerai, seperti kehilangan kepercayaan diri, depresi, rasa bersalah, kesepian, dan lain sebagainya. Sebab itu, Islam mengajarkan bahwa perceraian harus dihindari kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu yang memang membenarkan untuk melakukan perceraian.

Dampak perceraian bagi anak-anak

Perceraian juga memiliki dampak yang besar bagi anak-anak. Anak-anak yang mengalami perceraian pada orang tua mereka, biasanya akan mengalami trauma psikologis yang cukup berat dan berpotensi mempengaruhi masa depan mereka. Oleh karena itu, Islam sangat menekankan pentingnya menjaga keutuhan keluarga dan menghindari perceraian kecuali dalam kondisi yang memang membenarkan untuk bercerai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga yang bercerai cenderung memiliki masalah perilaku, psikologis, dan sosial yang lebih besar dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga yang utuh. Anak-anak dari keluarga yang bercerai cenderung memiliki masalah emosi, kesulitan dalam membentuk hubungan interpersonal yang sehat, dan kesulitan dalam menghadapi situasi yang menantang. Selain itu, anak-anak dari keluarga yang bercerai juga cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan perilaku negatif, seperti kecanduan narkoba atau alkohol.

Perceraian memiliki dampak yang signifikan pada anak-anak. Keluarga yang bercerai harus menyadari dampak yang mungkin terjadi pada anak-anak mereka dan berusaha untuk memberikan dukungan dan perhatian yang cukup untuk membantu anak-anak mengatasi stres dan tantangan yang mereka alami. Pendidikan dan dukungan psikologis dapat membantu anak-anak untuk mengatasi dampak yang mungkin terjadi pada masa depan.

Dampak perceraian bagi keluarga

Perceraian juga memiliki dampak yang besar bagi keluarga, seperti terjadinya keretakan dalam keluarga sehingga putusnya tali silaturrahmi, dan lain sebagainya. Islam menganjurkan untuk menghindari perceraian dan menjaga keutuhan keluarga.

Pada dasarnya perpisahan tidak akan terjadi dengan asumsi pasangan bisa saling memahami ketika terjadi perdebatan dalam hubungan, seperti mengetahui hak dan komitmen suami dan istri, memiliki pilihan untuk menenangkan diri untuk mengurangi amarah ketika ada pertikaian dalam keluarga dan berdiskusi secara transparan.

Dalam Islam, perceraian harus menjadi pilihan terakhir setelah segala cara telah dilakukan untuk memperbaiki hubungan suami istri. Islam mengajarkan bahwa perceraian harus dilakukan dengan cara yang baik dan damai, sehingga tidak menimbulkan dampak yang buruk.

Ayat dan hadits tentang perceraian

Hadits riwayat Bukhari

Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari) [Shahih No.5986 Versi Fathul Bari].

Hadits tersebut secara implisit mengajarkan pentingnya menjaga hubungan sosial, termasuk hubungan keluarga, silaturahmi, dan berbuat baik kepada orang-orang di sekitar kita. Dalam konteks perceraian, menjaga hubungan keluarga dan silaturahmi menjadi kunci penting dalam mencegah terjadinya perceraian.

Dalam hadits tersebut, Rasulullah menyatakan bahwa menyambung tali silaturahmi dapat melapangkan pintu rezeki dan memperpanjang umur seseorang. Artinya, dengan menjaga hubungan sosial, termasuk dengan keluarga, kita dapat memperoleh berkah dan keberuntungan dalam hidup kita. Selain itu, dalam ayat Al-Quran disebutkan pula pentingnya menjaga hubungan kekeluargaan sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah.

Dalam hadits lain, Rasulullah juga mengajarkan untuk berbuat baik kepada orang tua, karib-kerabat, dan tetangga, yang semuanya terkait dengan menjaga hubungan sosial. Dalam konteks perceraian, dengan menjaga hubungan sosial yang baik, baik dengan pasangan maupun keluarga dan tetangga, maka akan tercipta kerukunan dan keharmonisan dalam keluarga sehingga dapat mencegah terjadinya perceraian.

Penting bagi umat Islam untuk memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam menjaga keharmonisan dalam keluarga. Dengan begitu, diharapkan dapat mencegah terjadinya perceraian dan menjaga keutuhan keluarga serta membawa berkah dan keberuntungan dalam hidup kita.

QS. An Nisa Ayat 1

"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. (QS. An Nisa Ayat 1)"

Ayat QS. An Nisa Ayat 1 yang menyebutkan untuk bertakwa kepada Allah dan memelihara hubungan kekeluargaan, berkaitan dengan dampak perceraian menurut Islam. Dalam Islam, menjaga hubungan baik dalam keluarga dan masyarakat sangat penting untuk mencegah terjadinya perceraian. Hal ini sesuai dengan pesan dalam ayat tersebut untuk memelihara hubungan kekeluargaan.

Kesimpulan

Dalam Islam, menjaga hubungan sosial dan keluarga sangat penting untuk mencegah terjadinya perceraian. Hal ini sesuai dengan pesan dalam hadits yang terdapat dalam kitab Bukhari [Shahih No.5986 Versi Fathul Bari], yang menyebutkan bahwa menyambung tali silaturahmi dapat melapangkan pintu rezeki dan memperpanjang umur seseorang.

Selain itu, dalam ayat QS. An Nisa Ayat 1, Allah SWT memerintahkan umat manusia untuk bertakwa kepada-Nya dan memelihara hubungan kekeluargaan. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan baik dengan anggota keluarga dan masyarakat sekitar adalah suatu kewajiban dalam Islam.

Dengan memelihara hubungan kekeluargaan dan sosial yang baik, diharapkan dapat mencegah terjadinya perceraian yang merugikan bagi semua pihak. Oleh karena itu, hadits dan ayat tersebut dapat dijadikan pedoman bagi umat Islam dalam menjaga hubungan sosial dan keluarga serta mencegah terjadinya perceraian.

Referensi

kitab Bukhari [Shahih No.5986 Versi Fathul Bari],

QS. An Nisa Ayat 1